Mencari Sukses Pendidikan [Bag. 2 dari 2]

Category: Benteng Terakhir Published: Monday, 17 September 2012 Written by Siti Aisyah

SUKSES

Semua kita yang beragama Islam mestinya faham apa kriteria sukses dalam Islam. Sayangnya pembahasan tentang ini biasanya hanya dijumpai di mimbar-mimbar khutbah Jum’at atau di podium ceramah agama.
Sepertinya orang sekarang enggan membawa label agama untuk hal-hal lain selain dari masalah ke-agama-an yang sempit yaitu ibadah ritual. Takut dibilang primordial atau apalah tudingan lain. So, jangan harap topik sukses dari kacamata Islam akan mau di-seminar nasionalkan di negeri yang mayoritas penduduknya muslim ini.

Sukses dalam paradigma Islam sudah sangat tegas dan jelas dalam QS Ali Imran ayat 185. Istilah faqod faaz dalam terjemahan Al-Qur’an berbahasa Inggris terbitan King Fahad Complex, Madinah, Saudi Arabia, adalah ”he indeed is successful.” 

Dalam beberapa terjemahan Al-Qur’an lain di artikan sebagai: sungguh-sungguh beruntung. Sedangkan dalam Al-Qur’an Surah Al-Ahzab ayat 71, istilah faqod faaz juga digunakan untuk menunjuk pada kemenangan (faqod faaza fauzan azhima = sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar).
Intinya, kesuksesan atau keberuntungan atau kemenangan dalam paradigma Islami, harus di kaitkan dengan akhirat. Tak ada menang atau sukses jika hasil akhir di akhirat tidak beruntung.

Read more: Mencari Sukses Pendidikan [Bag. 2 dari 2]

Apakah Muslimah Perlu Pendidikan?

Category: Benteng Terakhir Published: Monday, 17 September 2012 Written by Siti Aisyah

Dalam sebuah seminar keluarga sakinah, seorang peserta pria bertanya pada nara sumber yang juga pria: “Ustadz, menurut Ustadz untuk apa wanita sekolah tinggi-tinggi?”. Entah karena apa, Ustadz tersebut memberi jawaban yang bahkan seperti tidak mendukung pendidikan tinggi bagi wanita. Di hari yang sama, seseorang berdiskusi dengan penulis seputar tulisan terdahulu tentang karir muslimah. Singkat kata, ia gamang apakah ia perlu terus bekerja sebagai dosen di perguruan tinggi yang jauh dari rumah sementara ia masih punya anak balita, ataukah lebih baik berhenti saja.

Untuk apa pendidikan? Sama saja dengan pertanyaan untuk apakah mencari ilmu? Apa saja manfaat ilmu? Pertanyaan yang tak perlu ditanyakan.
Sudah sangat banyak dibahas tentang besarnya pahala mencari ilmu dan mulianya pencari dan pengajar ilmu. Islam tidak diskriminatif dalam hal ini. Adalah Ummul Mu’minin ‘Aisyah ra yang dikenal sebagai ahli Thibbun Nabawi (Pengobatan Cara Nabi saw) dan beliau pula yang menguasai sangat banyak Hadits Nabi SAW dan sering menjadi rujukan bagi para sahabat mulia yang lain.

Read more: Apakah Muslimah Perlu Pendidikan?

Mencari Sukses Pendidikan [Bag. 1 dari 2]

Category: Benteng Terakhir Published: Monday, 17 September 2012 Written by Siti Aisyah

“Duh susahnya jadi pendidik di zaman ini. Guru mengeluh, orangtua mengeluh, gimana muridnya?”

Inilah realita kita sehari-hari. Tempo hari, berita repotnya UAN sudah jadi headline yang menggemaskan. Depdiknas repot, sekolah-sekolah repot, terakhir Detasemen 88 ikut repot. Yang penulis maksudkan sebagai repot di sini, benar-benar repot, kalau tidak bisa dikatakan nyaris bingung dan membingungkan orang lain.

Read more: Mencari Sukses Pendidikan [Bag. 1 dari 2]

Antara Pendidikan Jahiliyah Modern dan Pendidikan Islami Bag. 2

Category: Benteng Terakhir Published: Monday, 17 September 2012 Written by Siti Aisyah

 SIFAT/ NATURE DARI PENDIDIKAN SEKARANG DI SINI

 

Negara ini (Indonesia) dalam peringkat negara-negara di dunia saat ini masih dikatagorikan sebagai ’negara yang sedang berkembang’. Indonesia belum dianggap sebagai negara maju karena dianggap belum dapat menerapkan seluruh sistem jahiliyah secara 100%. Di dunia sekarang ini, kasta negara-negara ditentukan oleh sederet angka sebagai tolok ukur. Angka-angka tersebut sebenarnya merupakan angka-angka mati yang bisa saja berarti baik atau buruk tergantung bagaimana mengartikannya. Namun angka-angka tersebut kemudian dimunculkan untuk menciptakan pencitraan tertentu sebagaimana yang dikehendaki oleh pemakainya. Angka kematian penduduk (salah satu tolok ukur) masih tinggi, angka korupsi masih termasuk ranking sepuluh besar, income per-kapita masih rendah dan perolehan pajak masih kecil dan sejumlah tolok ukur jahiliyah lainnya, baik yang dapat dikatagorikan termasuk ma’rufatau mungkar secara Islam maupun jelek atau bagus menurut nilai jahiliyah sendiri.

Read more: Antara Pendidikan Jahiliyah Modern dan Pendidikan Islami Bag. 2

Menggugat Paradigma Sukses Pendidikan

Category: Benteng Terakhir Published: Monday, 17 September 2012 Written by Siti Aisyah

“Kalau sudah besar mau jadi apa nak?”
”Jadi doktel......”
”Jadi insinyur, bikin pesawat!!!”
”Jadi PROFESOR.....”
”Jadi bintang pilem....”
”Wah pintar semua murid ibu yaaa.....”

Potret percakapan yang tidak asing lagi ditelinga kita ketika anak-anak kita yang manis-manis dan lucu-lucu ditanyakan cita-cita mereka.
Nelongso....LHO? Ya, prihatin. Sebab anak-anak kita fasih sekali menyebutkan cita-cita duniawi mereka, bahkan sejak mereka kecil.

Seorang hafidz baru saja menerima murid baru, seorang anak remaja usia 16 tahun. Setelah wawancara dengan sang calon murid, sang hafidz bicara dengan orangtua anak tersebut: ”Wah Pak, saya terharu sekali, setelah 6 th mengajar tahidzul Qur’an di sekolah Islam terpadu, baru kali ini saya mendapatkan murid yang bercita-cita jadi hafidz 30 juz!”. Kontan si orangtua bertanya: ”Apa begitu, stadz? Kan banyak orangtua murid menyekolahkan anak mereka ke sini justru karena pendidikannya terpadu dengan Islam? Bahkan tahfidzul Qur’an termasuk kurikulum, ’kan?”. ”Yaah, begitulah Pak, kenyataannya perhatian murid maupun orangtua terhadap Qur’an juga tidak sebesar itu. Maksud saya, sedikit sekali yang berpikir menjadikan keahlian Qur’an sebagai cita-cita untuk dikejar.” Nelongso dua kali!

Read more: Menggugat Paradigma Sukses Pendidikan

Shop