Keluarnya Ad-Dajjal Dan Mengeringnya Danau Tiberias
Bila anda membuka google dan menelusuri kata “Tiberias”, maka anda akan menemukan keterangan Wikipedia sebagai berikut:
The Sea of Galilee, also Kinneret, Lake of Gennesaret, or Lake Tiberias (Hebrew: יָם כִּנֶּרֶת Judeo-Aramic: יַמּא דטבריא, Arabic: بحيرة طبرية), is the largest freshwater lake in Israel, and it is approximately 53 km (33 mi) in circumference, about 21 km (13 mi) long, and 13 km (8.1 mi) wide. The lake has a total area of 166 km2 (64 sq mi), and a maximum depth of approximately 43 m (141 feet).
Artinya:
Laut Galilea, jugaKinneret,DanauGenesaret,atau DanauTiberias (Ibrani:יָם כִּנֶּרֶתYahudi-Aramic:יַמּא דטבריא, Arab:بحيرة طبرية),adalah danauair tawar terbesar diIsrael, dan iaadalah sekitar53km (33mil)lingkar,sekitar 21km(13mil) panjang,dan 13km(8,1mil) lebar.Danauini memilikiluas wilayah166km2(64sq mi), dan kedalaman maksimumsekitar 43m(141kaki).
Read more: Keluarnya Ad-Dajjal Dan Mengeringnya Danau Tiberias
Fenomena “Doomsday Preppers”
Saat ini di layar kaca pelanggan TV kabel yang dapat menangkap kanal NGC (National Geographic Channel) sedang gencar-gencarnya ditayangkan program berjudul Doomsday Preppers (untuk selanjutnya kita singkat DP). Menurut Wikipedia acara tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut:
Doomsday Preppers is a reality TV show on the National Geographic Channel that follows people preparing for the end of civilization. The series interviews people who are preparing to survive the various circumstances though which life as we know it might come to an end, including: economic collapse, electromagnetic pulse, terrorist acts, fuel shortages, war, pandemics, etc. The interviews detail the actions that the preppers have taken, and end with an expert analysis and recommendations for improvements.
“Preppers Kiamat” adalah acara reality show TV di kanal National Geographic Channel yang menggambarkan aktifitas orang-orang yang mempersiapkan diri menghadapi akhir peradaban. Seri wawancara orang-orang yang sedang mempersiapkan diri untuk bertahan hidup dalam berbagai keadaan meskipun kehidupan seperti yang kita ketahui ini mungkin akan berakhir, di antaranya karena: keruntuhan ekonomi, pulsa elektromagnetik, tindakan para teroris, kekurangan bahan bakar, perang, pandemi, dll. Terdapat wawancara intensif mengenai tindakan persiapan para preppers dan diakhiri dengan analisis para ahli dan rekomendasi untuk perbaikan.
Peradaban Ya’juj Wa Ma’juj..?
Di dalam surah Al-Kahfi Allah سبحانه و تعالى menggambarkan karakter utama dua kaum yang bernama Ya’juj dan Ma’juj:
قَالُوا يَا ذَا الْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِي الأرْضِ
“Mereka berkata: "Hai Zulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi.” (QS Al-Kahfi 94)
Zulkarnain merupakan seorang penguasa di masa lalu yang mengelola kekuasaannya berdasarkan keimanan kepada Allah سبحانه و تعالى . Dalam penjelajahannya di muka bumi ketika mengarah ke utara ia berjumpa dengan suatu kaum yang hidup terpencil dan menggunakan bahasa yang asing bagi Zulkarnain. Kaum tersebut berdomisili di sebuah wilayah di belakang dua gunung. Kaum ini kemudian mengajukan permohonan kepada Zulkarnain agar membangun dinding antara Ya’juj dan Ma’juj dengan mereka. Mereka berharap dinding itu dapat melindungi mereka dari kekejaman Ya’juj dan Ma’juj. Sebab mereka sangat tahu reputasi utama dua kaum ini sebagai pembuat kerusakan (مُفْسِدُونَ فِي الأرْضِ ).
Akhirnya Zulkarnain membangun dinding tersebut terbuat dari bongkahan-bongkahan besi yang kemudian dilapisi oleh cairan tembaga mendidih agar tidak mudah berkarat. Zulkarnain memiliki teknologi yang sedemikian canggih sehingga dinding yang dibuatnya memiliki kualitas yang prima dan dapat bertahan lama. Namun demikian, iapun sadar betapapun kokohnya dinding tersebut, pasti dinding itu memiliki masa kadaluarsa. Sehingga Zulkarnain mengeluarkan pernyataan penting sesudah berhasil menyelesaikan pembangunan dinding tadi:
قَالَ هَذَا رَحْمَةٌ مِنْ رَبِّي فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ رَبِّي جَعَلَهُ دَكَّاءَ وَكَانَ وَعْدُ رَبِّي حَقًّا
“Zulkarnain berkata: "Ini (dinding) adalah rahmat dari Rabbku, maka apabila sudah datang janji Rabbku Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Rabbku itu adalah benar". (QS Surah Al-Kahfi 98)
Doomsday Versi Kaum Kafir Bukanlah Hari Kiamat
Hari Jum'at tanggal 21 Desember pada tahun 2012 lalu adalah hari yang digembar-gemborkan oleh banyak fihak –terutama media massa barat serta Hollywood- sebagaiDoomsday atau Apocolypse alias hari Kiamat. Banyak sekali tayangan di TV maupun filem dibuat berlandaskan asumsi tersebut. Sebut saja misalnya filem Hollywood beberapa tahun yang lalu berjudul “2012”. Demikian pula di kanal National Geography yang berlangganan TV kabel, dapat menyaksikan sekian banyak episode bertema “Doomsday Preppers”. Atau di kanal History terdapat serial berjudul “Countdown To Apocolypse”. Semua ini tidak terlepas dari hebohnya anggapan yang sepertinya sengaja diopinikan bahwa tanggal 21 Desember 2012 merupakan Doomsday atau Apocolypse....! Benarkah hari ini merupakan hari Kiamat?
Isu kiamat itu berasal dari perhitungan kalender Suku Maya yang akan berakhir pada 21 Desember 2012. Namun, sejumlah kalangan mengatakan ramalan kiamat tersebut hanya sebagai bentuk kesalahan penafsiran terhadap penanggalan Suku Maya itu. Kalender suku Maya menandai akhir dari lingkaran tahun 5.126, bila dihitung tepat pada 21 Desember 2012. Pada saat itulah (hari ini) dewa perang dan penciptaan, Bolon Yokte akan kembali dan menandai berakhirnya Baktun 13, yaitu periodisasi waktu 394 tahun yang diciptakan bangsa Maya. Kemunculan Bolon Yokte akan menandai kehancuran dunia. Dengan kata lain, suku Maya memiliki pandangan siklus untuk waktu dan tidak akan melihat akhir dari siklus kalender tersebut sebagai akhir dunia.
Sebenarnya perkiraan tersebut tidak akan muncul sampai bangsa Barat mulai menafsirkan ulang kalender Suku Maya tersebut dalam beberapa dekade terakhir — bahwa kalender tersebut mengisyaratkan tanda-tanda kiamat.
Bagaimana Lagi Jika Al-Masih Ad-Dajjal Yang Datang?
(http://www.voa-islam.com/photos2/simbol-dajjal.jpg)
Sungguh kita benar-benar sedang menjalani era penuh fitnah di Akhir Zaman. Bayangkan! Baru menghadapi seorang tokoh lesbi dari Kanada keturunan Gujarat campur Mesir –yaitu Irshad Manji- sebagian orang yang mengaku muslim di negeri ini sudah tersihir sehingga terpukau dan membela habis-habisan tokoh lesbi tersebut agar yang bersangkutan diizinkan mengadakan diskusi bebas. Diskusi mana isinya adalah menggugat kebenaran sikap Nabi Luth ‘alahissalam yang membenci perilaku liwath (hubungan sex sejenis kelamin) kaumnya. Mereka menuduh Nabi Luth as menentang gaya hidup homosex karena sebenarnya kecewa dan berputus-asa ketika kedua anak puteri beliau “tidak laku” untuk dinikahkan dengan lelaki dari kaumnya yang sudah mabuk gaya hidup homosexual. SubhaanAllah...!
Mereka mengatakan bahwa sikap seperti itu adalah sikap diskriminatif terhadap komunitas LG (lesbian dan gay). Hendaknya eksistensi komunitas LG diakui sebagai konsekuensi negara dan bangsa Indonesia telah menerima prinsip freedom of speech (kebebasan berpendapat), demokrasi dan HAM (Hak Asasi Manusia) menurut standar internasional (baca: standar Sistem Dajjal). Kebebasan yang mereka kehendaki adalah kebebasan mutlak-tanpa batas termasuk bebas untuk menggugat Allah سبحانه و تعالىdan mengkritisi Kitabullah Al-Qur’anul Karim.
Padahal jelas-tegas Allah سبحانه و تعالى berfirman:
وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ
إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ
“Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada kaumnya: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah (keji) itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu?” Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.” (QS Al-A’raaf 80-81)
Read more: Bagaimana Lagi Jika Al-Masih Ad-Dajjal Yang Datang?
Page 1 of 4
Warning: Illegal string offset 'active' in /home/k0887504/public_html/artikel/templates/lightblog/html/pagination.php on line 90
Warning: Illegal string offset 'active' in /home/k0887504/public_html/artikel/templates/lightblog/html/pagination.php on line 94
Warning: Illegal string offset 'active' in /home/k0887504/public_html/artikel/templates/lightblog/html/pagination.php on line 90
Warning: Illegal string offset 'active' in /home/k0887504/public_html/artikel/templates/lightblog/html/pagination.php on line 94
Warning: Illegal string offset 'active' in /home/k0887504/public_html/artikel/templates/lightblog/html/pagination.php on line 90
Warning: Illegal string offset 'active' in /home/k0887504/public_html/artikel/templates/lightblog/html/pagination.php on line 94
Warning: Illegal string offset 'active' in /home/k0887504/public_html/artikel/templates/lightblog/html/pagination.php on line 90
Warning: Illegal string offset 'active' in /home/k0887504/public_html/artikel/templates/lightblog/html/pagination.php on line 94