Bunda, Dampingi Anakmu Di Masa Emas Mereka

Category: Benteng Terakhir Published: Monday, 12 November 2012 Written by Siti Aisyah Nurmi

Para ahli psikologi anak bilang: lima tahun pertama adalah masa emas bagi seorang anak.

Tahun-tahun emas. Ibuku selalu mengingatkan aku dulu ketika mereka (putra-putriku) masih kecil: Masa kecil mereka tak terulang dua kali.

Benar sekali. Waktu yang pergi tak akan kembali, masa kecil yang berlalu tak mungkin diulang.

Seberapa pentingnya-kah masa emas ini?

Read more: Bunda, Dampingi Anakmu Di Masa Emas Mereka

Perang Itu Namanya Ghazwul Fikri

Category: Benteng Terakhir Published: Thursday, 11 October 2012 Written by Siti Aisyah Nurmi

Masihkah kita menyangka bahwa zaman sudah berubah dan kini musuh-musuh Islam sudah beristirahat dari memerangi kita?

Perang. Siapa yang suka perang? Normalnya manusia tidak suka. Apalagi kaum ibu. Tapi ada saja pihak-pihak yang dengan sengaja mengobarkan perang karena maksud-maksud menguasai pihak-pihak yang ingin dikuasai. Dewasa ini perang tidak hanya menggunakan senjata fisik seperti bedil dan tombak. Dewasa ini perangnya bahkan lebih berbahaya karena yang mengobarkan perang justru menyembunyikan aktifitasnya dengan berbagai bungkus sehingga musuh yang diperangi tidak sadar sedang diperangi. Tujuannya tetap sama, yaitu mengalahkan dan menguasai musuh, hanya caranya yang berubah drastis.

Perang yang kita bicarakan ini adalah yang sangat konsepsional, sangat luas bidangnya, sangat lihai dalam memilih cara sehingga tidak disadari musuh, sangat jauh dampaknya kepada jiwa lawan dan sangat lama masa berlangsungnya. Ghazwul Fikri. Secara bahasa artinya perang pemikiran. Ada yang mengistilahkan dengan perang urat syaraf.

Read more: Perang Itu Namanya Ghazwul Fikri

Imajinasi dan Pendidikan Syirik Modern

Category: Benteng Terakhir Published: Monday, 29 October 2012 Written by Siti Aisyah Nurmi

Jika ruang imajinasi dibuka selebar-lebarnya, segala khurafat dan takhayul leluasa masuk dan niscaya tidak menyisakan ruang untuk pengertian tentang realita.

Imajinasi, sampai pada kadar tertentu, mungkin memang berguna, terutama bagi anak-anak di bawah 7 tahun, di mana khayalan adalah bagian dari bermain, dan bermain adalah cara belajar awal mereka.

Bagi anak-anak, imajinasi menjadi penting dalam bermain. Anak yang hanya memiliki sebuah boneka, dapat ”menghadirkan” berbagai hal lain dalam benaknya untuk melengkapi permainannya dengan boneka tersebut. Imajinasi juga dapat membantu anak memperkaya daya pikirnya dengan berbagai hal menyangkut perasaan maupun berpikir kreatif. Jadi apakah imajinasi pasti selalu baik bagi anak?

Read more: Imajinasi dan Pendidikan Syirik Modern

Jangan Bohong!

Category: Benteng Terakhir Published: Friday, 02 November 2012 Written by Siti Aisyah Nurmi

Pengasuh maupun pendidik lain misalnya ibu atau ayah yang sudah diketahui oleh anak sering berbohong padanya tidak akan dipercaya lagi oleh anak. Kerugiannya jelas, anak menjadi sulit dikendalikan oleh pendidiknya yang suka berbohong ini.

“Mari nak, mari ke sini, ibu beri ini…” Seorang ibu memanggil anak balitanya yang sedang mengganggu sang ayah yang sedang membetulkan ban mobil. Sesungguhnya sang ibu tidak bermaksud memberikan apapun kepada anaknya saat itu, hanya karena si anak sering diberikan mainan atau makanan kecil oleh ibunya, ia segera berlari mendatangi ibunya.

Berbohong seperti ini tampaknya biasa saja. Tokh tujuan sang ibu adalah supaya si anak tidak mengganggu ayahnya yang sedang membetulkan ban mobil.

Read more: Jangan Bohong!

Karir Muslimah

Category: Benteng Terakhir Published: Monday, 17 September 2012 Written by Siti Aisyah

Ummati….ummati…..

Rintihan seorang yang mulia yang hatinya amat lembut. Dalam nubuwwah Beliau SAW telah melihat kenyataan ini.....

Seorang wanita duduk murung di sudut ruang tamunya. Lampu dimatikan. Di kamar, sang suami terbaring gelisah. Tidak ada yang tertidur kecuali si kecil yang nafasnya masih tersengal karena sakit. Ayah dan ibu sedang bertengkar gara-gara saling menyalahkan, siapa yang seharusnya pulang dari kantor saat Annisa dikabarkan sakit. Rita sang ibu, manajer sebuah perusahaan asing yang bergengsi. Jabatan cukup tinggi dan prestasi karir cemerlang. Agus, sang ayah hanya bisa menyumbang sepertiga dari kebutuhan finansial rumahtangga, maklum, sebagai eselon tiga di departemen yang ’kering’, tak banyak yang bisa diharapkan. Agus belum bersedia melepas status PNS-nya dengan berbagai alasan. Namun ia juga sibuk di kantor, karena ia sering diandalkan oleh bossnya yang malas dan punya obyekan banyak. Buah hati mereka (Alhamdulillah) baru satu, Annisa, dua tahun.

Read more: Karir Muslimah