Lisan Terjaga Kebatilan Sirna

Category: What Must We Do Now? Published: Tuesday, 18 September 2012 Written by Admin

Oleh Yusuf Assidiq

Lidahmu adalah harimaumu, begitu kata pepatah. Ini mengandung makna betapa besar dampak dari setiap ucapan yang terlontar. Tak sedikit orang yang terjerumus ke jurang masalah karena mengatakan sesuatu yang tidak pada tempatnya. Dalam kaitan ini, agama Islam telah memberikan rambu-rambu. 

Pada dasarnya, ucapan maupun perkataan merupakan cerminan jiwa. Maka itu, Nabi Muhammad SAW berpesan pilihlah kata-kata yang baik. Dalam hal ini, beliau merupakan teladan terbaik. Setiap saat, Rasulullah senantiasa menggunakan kata yang baik dan halus untuk umatnya. 

Sebaliknya, beliau menjauhkan kata-kata yang jelek, kasar, dan keji. Bahkan, Rasulullah sangat membenci jika ada kalimat yang digunakan tidak pada tempatnya yang sesuai. Misalnya, ada kalimat yang baik dan bermakna mulia namun diucapkan kepada orang atau sesuatu yang sebenarnya tidak berhak menyandang kalimat itu.

Read more: Lisan Terjaga Kebatilan Sirna

Pentingnya Beriman Kepada Hari Akhir

Category: What Must We Do Now? Published: Tuesday, 30 March 2010 Written by Ihsan Tandjung

 

Pada suatu hari setelah memimpin sholat subuh Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam langsung naik ke atas mimbar dan menyampaikan ceramah panjang hingga datangnya waktu zuhur. Sesudah beliau selesai memimpin sholat zuhur, beliau lalu naik kembali ke atas mimbar untuk menyampaikan ceramah hingga datangnya waktuasar. Lalu sesudah memimpin sholat asar beliau langsung kembali ke atas mimbar menyampaikan ceramah hinggamagrib. Sesudah mengimami sholat magrib beliau tidak naik lagi ke atas mimbar.

 

Para sahabat yang hadir menceritakan bahwa pada hari di mana Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallammendadak menyampaikan semacam daurah seharian penuh itu beliau panjang lebar menjelaskan mengenai apa-apa yang bakal berlaku atau terjadi hingga datangnya hari Akhir atau hari Kiamat. Begitu pentingnya urusan hari Akhir ini sehingga beliau memerlukan seharian penuh untuk menjelaskan tanda-tanda akhir zaman menjelang datangya hari Kiamat kepada para sahabatnya. Lalu mereka yang hadir berkata: ”Sesudah wafatnya Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallamsetiap aku bertemu dengan suatu peristiwa yang merupakan tanda akhir zaman maka akupun teringat ceramah panjang nabi hari itu. Persis seperti orang yang bertemu dengan orang yang sudah lama berpisah. Sehingga saat bertemu, segera teringat kembali wajahnya.”

Read more: Pentingnya Beriman Kepada Hari Akhir

Mu’min Rindu Kampung Halaman Sejati

Category: What Must We Do Now? Published: Friday, 14 September 2012 Written by Ihsan Tandjung

Tahukah saudara bahwa ketika seorang Mu’min telah lulus menyelesaikan segenap rangkaian pemeriksaan atas dirinya di yaumul hisab (hari perhitungan amal), maka barulah ia diizinkan Allah memasuki Al-Jannah (surga), negeri keabadian penuh kebahagiaan hakiki? Ia tidak diizinkan memasuki surga bilamana terbukti ia masih mempunyai permasalahan dengan sesama manusia, walaupun dengan Allah Ta’aala ia tidak lagi punya masalah apa-apa. Segenap dosanya yang bersifat hablun minallah telah diampuni Allah Ta’aala. Namun karena ia masih memiliki masalah hablun minannaas dengan sesama manusia, maka ia ditahan di suatu tempat dekat sekali dari baabul-jannah (pintu surga) guna menyelesaikan berbagai perkara (melakukan rekonsiliasi) dengan sesama manusia.

Dalam hal ini Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menggambarkannya sebagai berikut:

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

يَخْلُصُ الْمُؤْمِنُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ النَّارِ

فَيُحْبَسُونَ عَلَى قَنْطَرَةٍ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ

فَيُقْتَصُّ لِبَعْضِهِمْ مِنْ بَعْضٍ مَظَالِمُ

كَانَتْ بَيْنَهُمْ فِي الدُّنْيَا حَتَّى إِذَا

هُذِّبُوا وَنُقُّوا أُذِنَ لَهُمْ فِي دُخُولِ الْجَنَّةِ

فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَأَحَدُهُمْ أَهْدَى لِمَنْزِلِهِ

فِي الْجَنَّةِ مِنْهُ بِمَنْزِلِهِ كَانَ فِي الدُّنْيَا

Dari Abu Sa'id Al Khudri ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang-orang yang beriman pada hari Kiamat selamat dari neraka, lalu mereka ditahan di jembatan antara surga dan neraka, lalu sebagian akan diqishas atas sebagian yang lain karena kezhaliman mereka waktu di dunia, sehingga setelah mereka dibersihkan dan telah suci, maka barulah mereka diizinkan memasuki surga. Demi Dzat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, seseorang di antara mereka lebih mengetahui rumahnya di surga dari pada rumahnya di dunia." (AHMAD - 10673)

Read more: Mu’min Rindu Kampung Halaman Sejati

Cukuplah Bagi Kami Dienullah Al-Islam Dan Identitas Sebagai Muslim

Category: What Must We Do Now? Published: Saturday, 15 September 2012 Written by Ihsan Tandjung

Suatu ketika selagi berda’wah di Australia, penulis ditanya oleh seorang mahasiswa Indonesia yang sedang mengambil program paska-sarjana: “Ustadz, mana yang lebih baik antara seorang “muslim tapi” atau orang “kafir yang baik”?” Pertanyaan ini sungguh mencerminkan kebingungan penanya yang barangkali juga mewakili kebingungan banyak kaum muslimin dewasa ini. Yang dimaksud dengan seorang “muslim tapi” ialah seorang muslim tapi banyak berbuat dosa. Muslim, tapi korupsi. Muslim, tapi minum khamr. Muslim, tapi berzina. Muslimah, tapi tidak berjilbab. Sedangkan yang dimaksud dengan seorang “kafir yang baik” ialah seorang non-muslim tapi disiplin, rajin bekerja, tertib, teratur, jujur dan lain sebagainya.

Maka penulis menjawab dengan mengatakan bahwa keduanya sama-sama buruk. Si “muslim tapi” buruk karena dia setiap hari berdusta kepada Allah سبحانه و تعالى . Dia mengaku beriman tetapi tidak sanggup menghadapi berbagai ujian di dunia. Ia tidak bersungguh-sungguh dalam menjaga identitasnya sebagai bahagian dari kaum beriman. Padahal Allah سبحانه و تعالى telah memperingatkan setiap orang yang mengaku beriman bahwa dirinya akan diuji agartersingkap siapa yang jujur dan benar dalam pengakuan berimannya dan siapa yang berdusta alias berbasa-basi dalam pengakuannya.

Read more: Cukuplah Bagi Kami Dienullah Al-Islam Dan Identitas Sebagai Muslim

Persiapan Menyambut Al-Mahdi [Bag. 1 dari 2]

Category: What Must We Do Now? Published: Thursday, 13 September 2012 Written by Ihsan Tandjung

Saudaraku, bila Al-Mahdi telah datang diutus Allah ke muka bumi, maka kita semua umat Islam wajib bergabung dengan barisannya. Begitulah arahan dan perintah Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam. Al-Mahdi merupakan Panglima ummat Islamdi Akhir Zaman.... Dan bila ini telah menjadi jelas kitapun terikat dengan pesan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam sebagai berikut:

“Ketika kalian melihatnya (kehadiran Al-Mahdi),  maka berbai’at-lah dengannya walaupun harus merangkak-rangkak di atas salju karena sesungguhnya dia adalah  Khalifatullah Al-Mahdi.” (HR Abu Dawud 4074)

Read more: Persiapan Menyambut Al-Mahdi [Bag. 1 dari 2]