Mengapa Kaum Muslimin Mundur Dan Kaum Selainnya Maju?
Pertanyaan di atas merupakan judul sebuah buku terkenal karya Amir Syakib Arsalan yang ditulis pada awal abad ke dua puluh. Beliau menulisnya sebagai hasil analisanya terhadap kondisi terpuruk dan terpecah-belahnya ummat Islam pada masa itu. Sesudah hampir satu abad sejak ditulis, ternyata isi bukunya masih cukup relevan dengan realitas ummat Islam dewasa ini.
Beliau menjadi saksi sejarah keruntuhan Kesultanan Turki Utsmani serta semakin mencengkeramnya fihak imperialis penjajah Eropa di berbagai negeri Islam. Beliau mencatat bagaimana negeri-negeri Islam tidak berdaya dijajah oleh aneka penjajah, seperti Inggris, Perancis, Itali, Belanda dan beliau sangat risau serta prihatin dengannya. Akhirnya beliau menjadi heran sehingga mengajukan pertanyaan di atas: “Mengapa Kaum Muslimin Mundur Dan Kaum Selainnya Maju?”
Read more: Mengapa Kaum Muslimin Mundur Dan Kaum Selainnya Maju?
BADAI FITNAH MENERPA UMMAT DI AKHIR ZAMAN
بسم الله الرحمن الرحيم
BADAI FITNAH MENERPA UMMAT DI AKHIR ZAMAN
Muhammad Ihsan Tandjung
Masjid Baitussalam PP Laguna Radar AURI
01 Syawwal 1431 H / September 2010
Sulitnya Keluar Dari Jebakan Lubang Biawak
Ketika umat Islam telah mengekor kepada kebiasaan kaum yahudi dan nasrani (baca: the western civilization) maka perlahan tetapi pasti mereka bakal terjerumus ke dalam jebakan “lubang biawak” alias kebinasaan sebagaimana kaum yahudi dan nasrani terlebih dahulu telah terjebak ke dalamnya.
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِي جُحْرِ ضَبٍّ لَاتَّبَعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh, kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga sekiranya mereka masuk ke dalam lubang biawak sekalipun kalian pasti akan mengikuti mereka." Kami bertanya; "Wahai Rasulullah, apakah mereka itu kaum yahudi dan nasrani?" Beliau menjawab: "Siapa lagi kalau bukan mereka?" (HR Musim – Shahih)
Tidak sedikit orang yang mengaku beriman dewasa ini berpendapat bahwa untuk meraih kejayaan kita mesti menerima bahkan meyakini serta menerapkan segala cara hidup yang ditawarkan oleh peradaban “maju” dunia barat. Sedemikian yakinnya mereka sehingga apa-apa yang datang dari barat seolah merupakan petunjuk hidup yang pasti benarnya. Mereka lupa bahwa sumber petunjuk hidup yang sebenarnya ialah apa-apa yang datang dari Allah subhaanahu wa ta'aala melalui Rasul-Nya yang terakhir yaitu Nabi Muhammad shollallahu 'alahi wa sallam.
Ummat Muhammad Ummat Akhir Zaman
Sejak awal manusia muncul di dunia yang fana ini Allah subhaanahu wa ta’aala telah menunjukkan Kasih Sayang-Nya dengan tidak membiarkan manusia hidup dalam kegelapan, ketidak-jelasan dan kesesatan. Allah subhaanahu wa ta’aala menunjukkan Kasih Sayang melalui pengutusan para Nabi dan Rasul ’alaihimus-salaam dari masa ke masa untuk setiap kelompok manusia di segenap penjuru bumi Allah subhaanahu wa ta’aala. Para Ulama berpendapat jumlah keseluruhan Nabi dan Rasul ’alaihimus-salaam mencapai 124.000 orang. Kitab suci Al-Qur’an hanya memperkenalkan kepada kita sebanyak 25 Nabiyullah di antaranya. Allah subhaanahu wa ta’aala membimbing dan memberi petunjuk manusia melalui pengajaran dan da’wah para Nabi dan Rasul ’alaihimus-salaam tersebut. Dan setiap Rasul ’alaihimus-salaam membawa inti ajaran yang sama dan universal bagi ummatnya masing-masing.
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap ummat untuk menyerukan: Sembahlah Allah saja, dan jauhilah Thaghut itu”
(QS An-Nahl ayat 36)
Peradaban Dunia Tanpa Petunjuk Allah SWT
فَتَلَقَّى آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ
التَّوَّابُ الرَّحِيمُقُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ
مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَفَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ
وَلا هُمْ يَحْزَنُونَوَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا
أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Rabbnya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. Kami berfirman: "Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.(QS Al-Baqarah 37-39)
Di dalam ayat di atas Allah swt memberikan suatu prinsip hidup yang sangat fundamental. "Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".
Allah swt menegaskan bahwa barangsiapa hidup di dunia berlandaskan petunjuk dan arahan yang Allah berikan, niscaya mereka tidak akan khawatir dan bersedih hati. Artinya, mereka akan hidup dalam kebaikan dan kebahagiaan. Dan bila Allah swt menyatakan demikian, tidak mungkin tidak pasti menjadi kenyataan. Dan kenyataan tersebut tidak hanya bersifat sementara, melainkan selamanya alias abadi. Tidak saja kebaikan dan kebahagiaan di dunia fana tetapi juga meliputi alam akhirat yang kekal abadi.