Rezeki Bagi Negeri Di Atas Api…

Category: What Must We Do Now? Published: Tuesday, 18 September 2012

Tengah malam tadi malam saya dibangunkan oleh tetangga karena ada kebakaran besar yang jaraknya hanya beberapa ratus meter dari komplek perumahan kami. Alhamdulillah per pagi ini api sudah terkendali, setelah hilir mudik mobil kebakaran menguras air kolam renang komplek kami untuk memadamkannya. Semuanya tidak ada yang kebetulan, Allah menciptakan api tetapi juga menyediakan sarananya untuk memadamkan api tersebut – yaitu air. Maka demikianlah Allah menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan, setiap ada masalah – Dia berikan pula solusinya.

 

Dalam dunia risk management ada istilah ring of fire – atau cincin api, yaitu daerah yang paling sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi. Ada dua lingkaran cincin api yang keduanya melewati Indonesia, yaitu yang pertama cincin api Pacific yang membentang mulai dari Indonesia, Filipina, Jepang terus ke arah utara Russia, kemudian menyebrang ke arah timur ke Alaska, pesisir barat Amerika Serikat, Amerika Tengah sampai ke pesisir barat Amerika Selatan. Yang kedua adalah cincin api Mediterania yang memanjang mulai dari Indonesia terus ke arah barat ke Pegunungan Himalaya, Mediterania dan Atlantik.

 

Selama ini dunia cenderung memandang dari sudut negatifnya dari keberadaan ring of firetersebut, tidak berlebihan memang karena 90 % gempa bumi dunia berasal dari daerah ring of fire, dan 81% yang terbesar di antara gempa bumi-gempa bumi tersebut juga berada di daerah cincin api ini.

 

 

Tetapi bisakah kita melihat sisi positifnya bahwa kita – bangsa Indonesia -ditakdirkan tumbuh dan besar di daerah ring of fire ini ?, bisakah kita melihat hikmah dari hidup di atas bara api ?. Insyaallah kita akan bisa selalu berfikir positif – bila kita yakin betul atas janji Allah bahwa segala sesuatu diciptakan berpasang-pasangan,

Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah.” (QS 51 : 49).

 

Dan pasangan dari bara api yang kita hidup diatasnya ini adalah air yang kita juga diberi secara melimpah baik dari air hujan maupun dari air yang berasal dari mata air-mata air di pegunungan yang membentang dari ujung timur Indonesia sampai ujung baratnya. Banyaknya gunung-gunung sebagai sumber air ini bahkan juga dijanjikan oleh Allah langsung :

dan Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi, dan Kami beri minum kamu dengan air yang tawar ?” . (QS 77 : 27).

 

Ketika Allah memberi petunjuk kepada kita tentang rantai makanan, Dia juga menyelibkan peran penting gunung didalamnya,

Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.Ia memancarkan daripadanya mata airnya dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.” (QS :9 : 30 – 33).

 

Bahkan ketika Allah memberi petunjuk secara khusus dimana lebah harus membuat rumah danmencari makanannya, Allah juga mengarahkan lebah-lebah ini ke daerah pegunungan, “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah:

"Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia". kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS 16 : 68-69).

 

Semua yang di ayat-ayat tersebut diatas dengan mudah dapat ditelusuri bukti empirisnya di lapangan. Brazil misalnya, menjadi negara produsen kedelai yang sangat besar sampai negaranya disebut sebagai jantung dari Soylandia (tanah penghasil kedelai) – antara lain karena Brazil memiliki salah satu sungai terbesar dan terpanjang di dunia – yaitu Amazon. Amazon ini memiliki hulu sejumlah sungai-sungai yang lebih kecilyang berasal dari negeri-negeri di pegunungan Andes seperti Bolivia, Peru, Ecuador dan Colombia.

 

Bahkan di benua Afrika utara yang umumnya kering, tanah-tanah di sepanjang sungai Nil yang melalui 11 negara menjadi daerah suburyang menjadi kantung-kantung produksi pangan mereka. Bila ditelusuri sumber mata air dari sungai Nil ini akan ketemu salah satunya adalah suatu tempat yang disebut Bahr al Jabal – suatu ‘laut’ yang berada pada ketinggian sekitar 2,700 m dari permukaan bumi.

 

Dari sini kita sebenarnya bisa melihat peluang yang begitu besar, bila dunia barat menyebut kita hidup diatas ring of fire – maka sebaliknya kita bisa melihat bahwa dari untaian gunung merapi yang membentang dari timur ke barat Indonesia inilah sumber-sumber rezeki yang melimpah itu bisa digali. Itulah yang saya sebut rezeki bagi negeri diatas api itu! InsyaAllah.

[Artikel ini diambil dari Geraidinar.com dengan seizin penulisnya.]

 

Shop