Mengenal Gold Dinar Quadrant

Category: What Must We Do Now? Published: Monday, 17 September 2012

Praktis sudah dua tahun sejak saya mulai terlibat dalam kajian Dinar dan kemudian memperkenalkannya ke masyarakat. Sejak saya mulai membelinya dua tahun lalu pada harga Rp 700 ribu-an; harga Dinar akhir pekan ini ditutup sedikit diatas Rp 1.4 juta-an atau dua kali lipat.

Harga Dinar yang sekarang Rp 1.4 jutaan memang rekor baru untuk harga Dinar dalam Rupiah.  Penyebab utamanya ada dua; yang pertama adalah melemahnya Rupiah dan yang kedua dalam nilai US$ emas dunia memang mulai naik kembali.

Rupiah bahkan sempat melampaui harga Rp 13,000 pada perdagangan hari Jum’at sebelum akhirnya ditutup pada nilai Rp 12,600,-.  Dalam US$ harga emas internasional kembali ke angka US$ 800–an/oz setelah kurang lebih sebulan berada pada angka US$ 700 – an/oz.

quadrantUntuk membantu memahami pengaruh naik turunnya US$ dan Rupiah terhadap harga emas di pasaran lokal yang berarti juga harga Dinar yang kita jual; saya menggunakan alat sederhana yang saya sebut sebagai Gold Dinar Quadrant seperti pada illustrasi disamping.

Quadrant pertama akan terjadi apabila Rupiah dan US$ menguat secara bersama-sama; maka harga emas lokal dan Dinar akan turun. Quadrant pertama ini kecil kemungkinannya terjadi karena perilaku Rupiah selama ini cenderung melemah ketika US$ menguat.

 

Quadrant kedua akan terjadi pada saat Rupiah menguat bersamaan dengan melemahnya US$; ini bisa terjadi pada saat kondisi ekonomi kita normal. Apabila ini terjadi emas dan Dinar berpeluang naik ataupun turun tergantung manayang lebih kuat dorongannya antara penurunan US$ atau kenaikan Rupiah.

 

Quadrant ketiga terjadi ketika  Rupiah melemah dan pada waktu yang bersamaan US$ juga melemah, maka emas atau Dinar akan naik. Quadrant ketiga ini mungkin terjadi apabila krisis finansial global yang kita alami sekarang berlarut-larut.

Quadrant keempat adalah yang kita alami hari-hari ini; Rupiah melemah ditengah –‘kuat’-nya US$. Emas dan Dinar bisa naik ataupun turun tergantung mana yang lebih besar penurunan Rupiah atau kenaikan US$-nya. 

Tentu faktor Rupiah dan US$ ini hanyalah dua dari sekian banyak faktor-faktor lainnya. Kenaikan harga emas dunia yang significant Jum’at lalu misalnya banyak didorong oleh pesimisme pasar terhadap ekonomi Amerika yang lagi merebak.

Seorang pelaku pasar Hugh Hendry, chief investment officer pada  hedge fund Eclectica Asset Management misalnya memprediksikan bawa seluruh industri keuangan Amerika akan terpaksa diambil alih oleh pemerintahnya atau di nasionalisasi tahun depan.  Prediksi yang disiarkan oleh CNBC Jum’at lalu tersebut tentu sebagian mewakili atau setidaknya berpengaruh terhadap persepsi pasar pada umumnya.

Pelaku pasar lainnya Peter Schiff, president of Euro Pacific Capital menggambarkan attitude terhadap US$ saat ini secara lebih akurat namun dramatis; beliau mengibaratkan saat ini ada bom nuklir raksasa yang siap meledak di AS (yaitu US$)– namun semua orang saat ini berlarian mendekat; apa yang terjadi ketika mereka nantinya sadar bahwa yang mereka kejar adalah bom nuklir raksasa…?; semuanya akan lari tunggang-langgang menghindarinya – inilah yang akan terjadi terhadap US$ menurut versi Schiff yang selalu kritis terhadap perkembangan US$ ini.

Nah, kita jangan ikut berlarian mengejar US$. justru sebaliknya saat ini yang harus kita lakukan adalah menjauh sejauh mungkin dari US$. Wallahu A’lam.

Silahkan kunjungi www.geraidinar.com untuk informasi yg lebih mendalam mengenai Dinar dan Emas.

Shop