Masuk Ke Dalam Lubang Biawak

Category: Tanda-Tanda Kecil Kiamat Published: Wednesday, 06 March 2013

Limabelas abad yang lalu Nabi Muhammad shollallahu 'alahi wa sallam  menyampaikan sebuah pesan yang mengejutkan. Pesan tersebut merupakan prediksi Nabi  mengenai era penuh fitnah di akhir zaman. Nabi menggambarkan bahwa suatu ketika di akhir zaman orang-orang yang mengaku beriman (umat Islam) bakal mengekor kepada kaum yahudi dan nasrani. Sedemikian meluasnya penyakit taqlid umat Islam sampai Nabi menyebut bahwa “sehingga sekiranya mereka (kaum yahudi dan nasrani) masuk ke dalam lubang biawak sekalipun, kalian (umat Islam) pasti akan mengikuti mereka.” Istilah “lubang biawak” mengacu kepada pengertian “kebinasaan”. Jadi, Nabi menggambarkan bahwa jika kaum yahudi dan nasrani masuk ke dalam kebinasaan, maka umat Islam bakal ikut bersama mereka masuk ke dalam kebinasaan tersebut. Wa na’udzubillaahi min dzaalika...!

لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِي جُحْرِ ضَبٍّ لَاتَّبَعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh, kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga sekiranya mereka masuk ke dalam lubang biawak sekalipun kalian pasti akan mengikuti mereka." Kami bertanya; "Wahai Rasulullah, apakah mereka itu kaum yahudi dan nasrani?" Beliau menjawab: "Siapa lagi kalau bukan mereka?" (HR Musim – Shahih)

 

Pesan Nabi ini jelas menimbulkan pertanyaan besar. Bagaimana mungkin umat Islam yang telah menerima Kitabullah Al-Quranul Karim melalui Nabiyullah Muhammad shollallahu 'alahi wa sallam malah mengekor kepada kaum yahudi dan nasrani? Benar, kaum yahudi dan nasrani dahulu kala juga telah menerima kitabullah Taurat dan Injil melalui Nabiyullah Musa ‘alahissalam  dan Isa ‘alahissalam. Tetapi ada perbedaan yang sangat jelas antara Kitabullah Al-Qur’an dengan Taurat dan Injil. Al-Qur’an mendapat garansi langsung dari Allah subhaanahu wa ta'aala bahwa keasliannya bakal terpelihara hingga hari kiamat.

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS Al-Hijr 9)

 

Sehingga terbukti bahwa sudah limabelas abad sejak ia diwahyukan kepada Nabi Muhammad shollallahu 'alahi wa sallam tidak satu katapun –bahkan satu hurufpun-dari Al-Qur’anul Karim yang mengalami perubahan. Sedangkan Kitabullah Taurat dan Injil tidak mendapatkan jaminan keasliannya bakal terpelihara. Sehingga dewasa ini –bahkan sejak zaman para sahabat sekalipun- kita jumpai begitu banyaknya versi dari kedua kitab suci tersebut. Artinya begitu banyak perubahan (baca: penyimpangan) yang telah dilakukan terhadap Taurat maupun Injil. Hal itu dilakukan oleh tangan-tangan berlumuran dosa para pemuka agama kaum yahudi dan nasrani. Sebagaimana Allah subhaanahu wa ta'aala ungkapkan di dalam firman-Nya:

 

فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلا فَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُونَ

“Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan.” (QS Al-Baqarah 79)

 

فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ لَعَنَّاهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَاسِيَةً يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَنَسُوا حَظًّا مِمَّا ذُكِّرُوا بِهِ وَلا تَزَالُ تَطَّلِعُ عَلَى خَائِنَةٍ مِنْهُمْ إِلا قَلِيلا مِنْهُمْ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاصْفَحْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

“(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS Al-Maidah 13)

 

Sungguh aneh....! Suatu umat yang memperoleh kitab petunjuk dari Allah, Rabb langit dan bumi, yang mana kitab tersebut telah dijamin tidak akan mengalami perubahan sampai kapanpun, malah mengekor kepada kaum-kaum yang telah menerima kitab petunjuk dari Allah subhaanahu wa ta'aala tetapi terbukti tidak terpelihara keasliannya. Telah bercampur-aduk di dalam kitab mereka antara yang bersumber dari Allah subhaanahu wa ta'aala dengan buah pikiran manusia. Sehingga sebagian isinya mengandung ayat-ayat karangan pemuka agama yang menulisnya demi memperoleh keuntungan duniawi yang sedikit. Padahal ketika pertama kali menghadirkan manusia ke muka bumi Allah subhaanahu wa ta'aala berfirman:

 

قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَفَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْيَحْزَنُونَوَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَاأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

“Kami berfirman: "Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS Al-Baqarah 37-39)

Kita yang hidup di era modern ini –asalkan mau menggunakan hati nurani, akal sehat dan kacamata iman- dapat dengan jelas memahami apa yang dimaksud oleh pesan Nabi Muhammad shollallahu 'alahi wa sallam di atas. Bahkan setiap hari kita menyaksikan dan mengalami sendiri kebenaran prediksi Nabi kita. Dewasa ini begitu banyak manusia yang mengaku beriman namun dengan ringannya tanpa merasa bersalah mengikuti kebiasaan kaum yahudi dan nasrani.  

Hadits di atas juga mengandung prediksi Nabi Muhammad shollallahu 'alahi wa sallam bahwa suatu ketika di akhir zaman Allah subhaanahu wa ta'aala bakal  memberikan ujian berat kepada orang-orang beriman. Ujian tersebut berupa Allah subhaanahu wa ta'aala memindahkan tongkat kepemimpinan dunia kepada kaum kafir yahudi dan nasrani. Padahal sebelumnya selama berabad lamanya umat manusia merasakan rahmat Allah berupa kepemimpinan kaum muslimin dengan menjadikan Kitabullah Al-Qur’anul Karim dan As-Sunnah An-Nabawiyyah sebagai pedoman hidup bermasyarakat dan bernegara. Sejak Nabi Muhammad shollallahu 'alahi wa sallam bersama generasi para sahabat mendirikan untuk pertama kalinya masyarakat bertauhid di Yatsrib (Madinah), maka ia kemudian terus meluas meliputi seluruh jazirah Arab bahkan terus meluas ke timur dan ke barat seiring berjalannya waktu.

Hanya sejak hampir seabad lalu Allah subhaanahu wa ta'aala taqdirkan bahwa kepemimpinan orang-orang beriman tersebut harus berakhir. Lalu muncullah kekuatan global “peradaban barat” yang diwakili oleh Eropa kemudian Amerika. Peradaban mana tidak lain terdiri dari the Judeo-Christian Society (masyarakat yahudi-nasrani). Mereka memimpin dunia tentunya tidak berlandaskan petunjuk Allah subhaanahu wa ta'aala. Sebab bagaimana mungkin mereka dapat memimpin berdasarkan petunjuk Allah sedangkan kitabullah yang pernah mereka terima dahulu kala telah mengalami kontaminasi? Bahkan dengan terang-terangan mereka mendeklarasikan bahwa kehidupan modern yang mereka bangun adalah sebuah peradaban yang bebas nilai, termasuk bebas dari agama alias sekularisme.Wallahu’alam.

 

Shop